Kamis, 10 Juli 2014
Sensor Thermal - Thermistor
Thermistor adalah salah satu jenis resisitor yang nilai rtesistansi atu nilai hambatannya di pengaruhi oleh suhu (temperature). Thermistor merupakan singkatan dari “Therminal Resistor” yang artinya adalah tahanan (resistor) yang berkaitan dengan panas (therminal).
Thermistor terbagi 2 jenis yaitu
1. Thermistor positif
2. Thermistor negatif
1. Thermistor positif
Pada jenis ini satuan pada inputnya temperatur derajat celcius, sedangkan pada outputnya resistansi adalah ohm
2. Thermistor negatif
Pada jenis ini input dan outputnya sama dengan thermistor jenis positif, perbedaannya adalah jika temperatur naik maka resistansinya akan turun dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini.
Karakteristik Sensor Thermistor
- Resistansi tinggi 1kOhm sampai 100 kOhm.
- Ukuran fisik ( disk, manik-manik, batang ) kecil.
- Manik kecil ( small bead diameternya 0,005 inchi )
- Respon waktu cepat, untuk thermistor manik ½ detik.
- Lebih murah dari pada RTD.
- Sensitivitas sangat tinggi ( 1000 kali lebih sensitif dari pada RTD ).
- Resistansi akan berubah 1kOhm untuk setiap perubahan temperatur satu derajat celcius.
- Thermistor dilindungi kapsul ( Plastik, teflon/ material lembam).
- Tidak linier
Sensor Suhu LM35
Sensor Suhu LM35 adalah salah satu jenis sensor yang merubah
besaran suhu ke besaran listrik dalam bentuk tegangan. LM35 memiliki 3
buah pin kaki, pin1 untuk INPUT tegangan positif (+), pin2 OUTPUT, pin3
INPUT tegangan negatif/GND (-).
Berikut ini adalah karakteristik dari sensor LM35:
- Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
- Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC.
- Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
- Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
- Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
- Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.
- Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
- Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
Gambar rangkaian sensor LM35
Sensor Sinar
Sensor sinar atau sensor cahaya adalah salah satu alat yang digunakan dalam bidang elektronika, alat
ini berfungsi untuk mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik.
Alat ini memungkinkan kita untuk melakukan pendeteksian cahaya dan
kemudian untuk melakukan perubahan terhadapnya menjadi sinyal listrik
dan dipakai dalam sebuah rangkaian yang memakai cahaya sebagai
pemicunya. Cara kerja dari alat ini adalah mengubah energy dari foton
menjadi electron, umumnya satu foton dapat membangkitkan satu electron.
Alat ini mempunyai kegunaan yang sangat luas salah satu yang paling
popular adalah pada kamera digital.
Beberapa komponen yang biasanya digunakan dalam rangkaian sensor cahaya adalah Light Dependent Resistor, Photodiode, dan Photo Transistor.
adalah suatu komponen elektronika yang memiliki hambatan yang dapat berubah sesuai perubahan intensitas cahaya, resistensi dari LDR akan menurun jika ada penambahan intensitas cahaya yang mengenainya.Pada dasarnya komponen ini merupakan suatu resistor yang memiliki nilai resistensi bergantung pada jumlah cahaya yang jatuh pada permukaan sensor tersebut. LDR dapat dibuat dari semikonduktor beresistensi tinggi yang tidak dilindungi dari cahaya. Jika cahaya yang mengenainya memiliki frekuensi yang cukup tinggi, foton yang diserap oleh semikonduktor akan menyebabkan electron memiliki energy yang cukup untuk meloncat ke pita konduksi. Elektron bebas yang dihasilkan (dan pasangan lubangnya) akan mengalirkan listrik, sehingga menurunkan resistensinya.
Referensi:
http://komponenelektronika.biz/sensor-cahaya.html
Beberapa komponen yang biasanya digunakan dalam rangkaian sensor cahaya adalah Light Dependent Resistor, Photodiode, dan Photo Transistor.
adalah suatu komponen elektronika yang memiliki hambatan yang dapat berubah sesuai perubahan intensitas cahaya, resistensi dari LDR akan menurun jika ada penambahan intensitas cahaya yang mengenainya.Pada dasarnya komponen ini merupakan suatu resistor yang memiliki nilai resistensi bergantung pada jumlah cahaya yang jatuh pada permukaan sensor tersebut. LDR dapat dibuat dari semikonduktor beresistensi tinggi yang tidak dilindungi dari cahaya. Jika cahaya yang mengenainya memiliki frekuensi yang cukup tinggi, foton yang diserap oleh semikonduktor akan menyebabkan electron memiliki energy yang cukup untuk meloncat ke pita konduksi. Elektron bebas yang dihasilkan (dan pasangan lubangnya) akan mengalirkan listrik, sehingga menurunkan resistensinya.
Referensi:
http://komponenelektronika.biz/sensor-cahaya.html
SENSOR PENYANDI (Encoder)
Sensor Encoder berfungi untuk mengambil data dari turbine meter untuk di kalkulasi oleh EVC. Sensor Encoder digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran menjadi sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat.
Prinsip Kerja Sensor Penyandi (Encoder) :
Sensor Penyandi (Encoder) digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran menjadi sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor ini biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi, yaitu :
1. Penyandi rotari tambahan ( yang mentransmisikan jumlah tertentu dari pulsa untuk masing-masing putaran ) yang akan membangkitkan gelombang kotak pada objek yang diputar.
2. Penyandi absolut ( yang memperlengkapi kode bonary tertentu untuk masing-masing posisi sudut ) mempunyai cara kerja sama dengan erkecualian, lebih banyak atau lebih rapat pulsa gelombang kotak yang dihasilkan sehingga membentuk suatu pengkodean dalam susunan tertentu.
Prinsip Kerja dari sensor ini adalah saat rangkaian sumber cahaya diberi VCC 5 Volt dan menghasilkan cahaya, cahaya masuk pada photodioda tidak terhalangi maka akan menghasilkan tegangan 5V dan begitu juga sebaliknya saat terhalangi maka akan menghasilkan tegangan 0V. Dimana tegangan menjadi inputan untuk mikrokontroler.
Berikut ini adalah gambar Rangkaian sensor yang digunakan :
Pada gambar diatas Led Inframerah kita gunakan untuk menembakkan cahaya sedangkan disisi kanan light receive dapat kita gunakan sensor cahaya seperti photodiode atau phototransistor.
Referensi:
http://nyobainnge.blogspot.com/2012/11/sensor-encoder-sensor-penyandi.html
Prinsip Kerja Sensor Penyandi (Encoder) :
Sensor Penyandi (Encoder) digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran menjadi sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor ini biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi, yaitu :
1. Penyandi rotari tambahan ( yang mentransmisikan jumlah tertentu dari pulsa untuk masing-masing putaran ) yang akan membangkitkan gelombang kotak pada objek yang diputar.
2. Penyandi absolut ( yang memperlengkapi kode bonary tertentu untuk masing-masing posisi sudut ) mempunyai cara kerja sama dengan erkecualian, lebih banyak atau lebih rapat pulsa gelombang kotak yang dihasilkan sehingga membentuk suatu pengkodean dalam susunan tertentu.
Prinsip Kerja dari sensor ini adalah saat rangkaian sumber cahaya diberi VCC 5 Volt dan menghasilkan cahaya, cahaya masuk pada photodioda tidak terhalangi maka akan menghasilkan tegangan 5V dan begitu juga sebaliknya saat terhalangi maka akan menghasilkan tegangan 0V. Dimana tegangan menjadi inputan untuk mikrokontroler.
Berikut ini adalah gambar Rangkaian sensor yang digunakan :
Pada gambar diatas Led Inframerah kita gunakan untuk menembakkan cahaya sedangkan disisi kanan light receive dapat kita gunakan sensor cahaya seperti photodiode atau phototransistor.
Referensi:
http://nyobainnge.blogspot.com/2012/11/sensor-encoder-sensor-penyandi.html
Langganan:
Postingan (Atom)