Senin, 19 Mei 2014

ALAT PENDETEKSI DINI KEBAKARAN HUTAN



ALAT PENDETEKSI DINI KEBAKARAN HUTAN

Di indonesia, hutan menjadi salah satu hal yang terpenting, selain sebagai sumber Plasma Nutfah, hutan di indonesia juga merupakan paru paru dunia. Dalam pengertiannya yaitu hutan memiliki peran yang hampir sama dengan paru-paru manusia yaitu merubah suatu zat (gas) tertentu menjadi zat (gas) lainnya. Didalam hutan terdapat banyak sekali tumbuhan yang mampu menyerap gas karbon dioksida dan mengeluarkan gas oksigen ( zat yang penting bagi manusia).
Hutan memiliki sumber daya alam yang melimpah, selain menyokong kebutuhan manusia hutan juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan alam. Dengan keterbatasannya personel penjaga hutan dan luasnya area hutan yang perlu diawasi sehingga membutuhkan bantuan alat atau sistem yang dapat mengawasi kondisi hutan sehingga bahaya akan kebayakaran hutan bisa diminimalisir atau dinihilkan sekalipun.
Banyak faktor yang bisa menyebabkan kebakaran hutan, diantaranya adalah:
1. Cuaca Terik Pada Musim Kemarau
Salah satu faktor alam yang menyebabkan terjadinya kebakaran hutan adalah cuaca yang terik pada musim kemarau. Kejadian ini yang termasuk sering terjadi dihutan Indonesia khususnya pada periode April hingga September. Cuaca yang terik menyebabkan pohon-pohon menjadi kering terutama ilalang, ranting dan dedaunan dan ini sangat mudah sekali terbakar.
2. Sambaran Petir
Faktor alam lainnya yang menjadi sebab hutan kita terbakar adalah sambaran petir. Peristiwa ini lebih sering terjadi pada periode awal-awal musim penghujan tiba. Hutan yang kering akibat musim kemarau yang sangat panjang akan mudah sekali terbakar jika tersambar petir. Dan ini merupakan salah satu penyebab utamanya selain kecerobohan manusia dan pembakaran.
3. Kecerobohan Manusia
Penyebab kebakaran hutan di Indonesia tidak hanya karena faktor alam saja, melainkan juga karena faktor kelalaian atau kecerobohan manusia. Menurut catatan, beberapa hutan terbakar karena kelalaian manusia contohnya adalah lupa untuk mematikan api unggun ketika berkemah atau membuang puntung rokok sembarangan (disekitar hutan).
4. Alih Fungsi Lahan
Penyebab lainnya yang membuat hutan kita terbakar adalah alih fungsi lahan. Ini dilakukan oleh banyak perusahaan yang membakar hutan untuk membuat pabrik, hal ini dilakukan karena berbiaya jauh lebih murah dibandingkan menggunakan alat berat. Ini juga dilakukan masyarakat sekitar untuk membuka lahan pertanian dengan cara membakar hutan.
Bayangkan saja bila hutan kita rusak dikarenakan terjadinya kebakaran, banyak sekali dampak yang akan terjadi, diantaranya adalah:
1.      Menyebakan polusi dan pencemaran udara. Gas emisi yang berupa karbon terlepas ke udara, dan ini bisa membahayakan manusia dan bahkan bisa menyebabkan kematian.
2.      Kesulitan untuk bernapas bahkan hingga terkena penyakit saluran pernapasan (ISPA).
3.      Terjadinya pemanasan global.
4.      Persediaan oksigen menjadi minim.
5.      Terganggunya populasi Flora dan Fauna.
6.      Suhu udara semakin panas.
7.      Pengeluaran negara yang menjadi membengkak. Tentu uang ini akan jauh lebih bermanfaat jika digunakan untuk kesejahteraan warga.
8.      Sangat rentan tejadinya tanah longsor disebabkan tanah yang terbuka.
9.      Untuk sebagian masyarakat, hasil hutan adalah sumber mata pencaharian mereka. Jika hutan terbakar, maka tentulah mereka tidak akan mendapatkan penghasilan.
10. Kebakaran hutan membuat image Indonesia dimata internasional menjadi buruk, Indonesia dianggap sebagai negara yang tidak “becus” dalam mengelola lingkungannya.
Oleh karena itu kita harus bisa menjaga kelestarian hutan di Indonesia dan sebisa mungkin meminimalisir penyebab-penyebab kebakaran hutan itu sendiri. Dari uraian diatas, kami berpikir untuk membuat suatu alat yang sekiranya mampu untuk meminimalisir terjadinya kebakaran hutan.
Alat ini dinamakan Alat pendeteksi dini kebaran hutan, alat ini menggunakan 5 sensor, yaitu diantaranya sebagai berikut:
a.      Sensor asap
Sensor asap, biasanya juga menggunakan jenis sensor cahaya (photoelectric censor). Sesuai dengan namanya, metode deteksi yang digunakan adalah cahaya. Apabila sensor asap yang ada di dalam detektor kebakaran terhalang oleh adanya asap, maka sensor akan segera mendeteksi. Sensor biasanya hanya peka pada asap yang pekat. Selama sensor belum benar-benar terhalang oleh asap, sensor tidak akan mendeteksi. Sensor asap ini berguna untuk mendeteksi adanya kepulan asap yang disebabkan oleh kebakaran.
Jenis sensor asap diantaranya adalah sensor Asap AF30. Jika sensor tersebut mendeteksi keberadaan asap diudara dengan tingkat konsentrasi tertentu, maka sensor akan menganggap terdapat asap di udara. Ketika sensor mendeteksi keberadaan asap maka resistansi elektrik sensor akan turun. Berikut adalah konfigurasi pin pada sensor AF30 dan rangkaian aplikasinya.

b.      Sensor suhu
Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk merubah besaran panas menjadi besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya. Sensor ini dapat mendeteksi gejala perubahan panas/temperature/suhu pada suatu dimensi atau ruang tertentu. Sensor suhu ini berguna untuk mendeteksi jika suhu yang ada di dalam kawasan hutan terlalu panas, dan terdeteksi adanya suhu panas akibat api yang menjalar.
Dibawah ini adalah contoh gambar jenis sensor suhu, yaitu LM35:


c.       Sensor kelembapan udara dan tanah
Kelembaban adalah salah satu faktor yang menentukan kondisi cuaca pada suatu daearah. Kelembaban dapat diukur dengan berbagai macam metode, salah satunya adalah dengan menggunakan sensor kelembaban. Sensor kelembaban adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk membantu dalam proses pengukuran atau pendefinisian suatu kelembaban uap air yang terkandung dalam udara, ataupun dalam tanah.
Dan ini adalah gambar dari sensor kelembapan tanah:

Kalau ini adalah contoh sensor suhu dan kelembapan udara relatif:


d.      Sensor gas
Sensor gas adalah sensor yang befungsi untuk mengukur senyawa gas polutan yang ada di udara,seperti karbonmonoksida, hidrokarbon, nitrooksida, dan lain-lain. Sensor gas disini dimaksutkan untuk mendeteksi adanya gas beracun yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan seperti Karbon Monoksida (CO), dan Nitrogen Monoksida (NO) di udara. Contoh jenis sensor gas:

e.      Sensor satelit dan hotspot
Sensor ini berfungsi untuk memonitoring keadaan dari atas, mendeteksi adanya Titik Panas atau Hotspot yaitu Indikator Kebakaran hutan yang mendeteksi suatu lokasi yang memiliki suhu relatif lebih tinggi dibandingkan suhu disekitarnya, dan lokasi yang sangat rentan terbakar.
Dan dibawah ini adalah gambar informasi sebaran titik panas/hotspot/titik api yang mungkin berasal dari kebakaran hutan atau lahan di Indonesia saat ini:

Set data pemetaan daerah kebakaran dapat diperoleh dan dianalisa secara periodik (Time Series Analysis)  untuk mengenali asal mula kebakaran dan menelusuri penyebarannya. Adanya informasi ini akan membantu perkembangan strategi dan kebijaksanaan untuk mengurangi kejadian dan tingkat bahaya kebakaran.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.sharemyeyes.com/2013/05/sensor-gas.html
http://nurcahyanto88.wordpress.com/2011/03/30/spesifikasi-beberapa-sensor-satelit/
http://herlinawati.wordpress.com/2010/12/12/sensor-gas/
http://do-stupid-things.blogspot.com/2010/05/sensor-kelembaban-humidity-and-moisture.html
http://sensor-suhu.blogspot.com/2013/02/jenis-sensor-temperature-suhu.html